
Tes TPA online memudahkan seleksi akademik dan kerja dengan akses luas, cepat, dan efisien. Simak kelebihan serta tantangannya di era digital.
Tes Potensi Akademik (TPA) merupakan alat ukur standar untuk mengetahui kemampuan kognitif seseorang, terutama dalam hal logika, numerik, dan verbal. Di era digital, pelaksanaannya ini banyak beralih dari metode konvensional ke sistem tes TPA online. Transformasi ini membawa sejumlah kelebihan, namun juga tidak lepas dari berbagai tantangan yang perlu diantisipasi.
Kelebihan Tes TPA Online
Tes Potensi Akademik merupakan salah satu jenis psikotes yang umum digunakan dalam proses rekrutmen perusahaan. Tes ini dirancang untuk mengukur kemampuan berpikir pelamar, mulai dari kecerdasan bahasa hingga logika, sehingga perusahaan dapat menilai ketepatan dan kecepatan berpikir calon karyawan.
Dikutip dari NS Development, TPA pertama kali dikembangkan pada tahun 1984 seiring dengan berdirinya Overseas Training Office (OTO) di Bappenas. OTO Bappenas memiliki tugas mengelola dana hibah luar negeri untuk program beasiswa S2 dan S3 bagi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Untuk memastikan kredibilitas dan keberhasilan studi peserta beasiswa, TPA dikembangkan sebagai alat seleksi yang serupa dengan Scholastic Aptitude Test (SAT) di Amerika Serikat, namun disesuaikan ke dalam bahasa Indonesia.
Secara umum, TPA terdiri dari sejumlah besar soal yang harus diselesaikan dalam waktu terbatas. Oleh karena itu, selain mengukur kemampuan kognitif, TPA juga digunakan untuk menilai keterampilan manajemen waktu dan kemampuan mengelola emosi. Hal ini karena keberhasilan menyelesaikan TPA tidak hanya ditentukan oleh kecerdasan intelektual, tetapi juga oleh ketenangan dan strategi dalam mengatur waktu selama pengerjaan tes.
Berikut beberapa kelebihan tes TPA secara online:
Akses Lebih Luas dan Merata
Tes TPA online memungkinkan peserta dari berbagai daerah, bahkan yang jauh dari pusat kota atau lembaga pendidikan, untuk ikut serta. Asalkan memiliki perangkat dan koneksi internet, siapapun bisa mengikuti tes tanpa harus datang ke lokasi ujian.
Hemat Waktu dan Biaya
Dengan memakai sistem daring, peserta tidak perlu keluar uang untuk ongkos perjalanan atau tempat menginap. Penyelenggara pun tidak lagi terbebani biaya cetak soal, sewa tempat, atau pengawasan fisik, sehingga lebih ekonomis secara keseluruhan.
Proses Lebih Cepat dan Praktis
Pelaksanaan dan koreksi tes berlangsung secara otomatis. Dalam waktu singkat hasilnya dapat terlihat. Ini sangat membantu dalam proses seleksi yang membutuhkan efisiensi waktu tinggi, seperti rekrutmen kerja atau penerimaan mahasiswa.
Fleksibilitas Waktu Pelaksanaan
Tes TPA online dapat dijadwalkan sesuai kebutuhan peserta atau institusi. Beberapa platform bahkan menyediakan opsi tes on-demand. Hal ini memungkinkan peserta mengikuti ujian kapan saja dalam rentang waktu tertentu.
Pengelolaan Data yang Lebih Baik
Sistem berbasis digital membuat hasil ujian bisa disimpan dengan tertata dan terlindungi. Data peserta dapat dianalisis lebih lanjut untuk pengambilan keputusan, pemetaan potensi, atau rekomendasi pengembangan kemampuan.
Mendukung Ramah Lingkungan
Pakai sistem ujian digital juga membantu dukung gerakan peduli lingkungan karena bisa ngurangin pemakaian kertas dan sampah cetakannya menjadi lebih sedikit. Hal ini menjadi nilai tambah bagi institusi yang mengedepankan tanggung jawab lingkungan.
Pengalaman Digital yang Modern
Tes TPA secara daring membuat pengalaman pengguna jadi lebih seru dan interaktif. Antarmuka yang modern dan mudah digunakan meningkatkan kenyamanan peserta, terutama generasi muda yang akrab dengan teknologi digital.
Tantangan TPA Online
Meskipun menawarkan kemudahan dan efisiensi, penerapan tes TPA online juga menghadirkan sejumlah tantangan yang tidak bisa diabaikan.
Keterbatasan Akses Teknologi
Sebagian peserta belum punya alat yang layak atau sambungan internet yang lancar. Hal ini menjadi hambatan utama, terutama di daerah dengan infrastruktur digital yang belum merata. Perbedaan ini bisa membuat proses pemilihan menjadi tidak fair.
Risiko Kecurangan
Tes yang dilakukan tanpa pengawasan langsung lebih rentan terhadap praktik kecurangan, seperti meminta bantuan orang lain, menggunakan aplikasi bantu, atau membuka sumber lain selama tes. Meskipun beberapa platform menggunakan sistem proctoring (pengawasan berbasis webcam dan AI), tingkat efektivitasnya masih menjadi perdebatan.
Gangguan Teknis
Tes TPA online bisa terganggu karena masalah teknis seperti koneksi terputus, perangkat mati, atau aplikasi mengalami error. Hal ini tidak hanya menyebabkan stres bagi peserta, tetapi juga dapat mempengaruhi hasil dan keadilan tes.
Adaptasi Peserta terhadap Sistem Digital
Tidak semua peserta terbiasa dengan tes berbasis komputer. Peserta dari kalangan tertentu, seperti generasi yang kurang akrab dengan teknologi atau individu dengan disabilitas digital, mungkin mengalami kesulitan dalam navigasi sistem.
Keamanan dan Privasi Data
Penyelenggaraan tes TPA online menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan data peserta dan soal ujian. Sistem yang tidak aman dapat disusupi atau dibobol, sehingga soal bocor atau data pribadi peserta disalahgunakan.
Validitas dan Kredibilitas Hasil
Karena ada kemungkinan curang dan tidak semua orang punya kesempatan yang sama saat ikut ujian online. Banyak yang jadi tidak yakin dengan hasilnya. Dalam proses rekrutmen atau penerimaan mahasiswa, kepercayaan terhadap hasil tes sangat penting, dan sistem online harus mampu menjaga integritas tersebut.
TPA online adalah inovasi penting di era digital, memberikan kemudahan dan efisiensi dalam pelaksanaan asesmen akademik dan profesional. Namun, agar sistem ini berjalan efektif dan adil, tantangan-tantangan seperti infrastruktur, keamanan, dan integritas perlu diatasi dengan solusi teknologi dan regulasi yang tepat. Supaya tes TPA online bisa dipercaya dan ramah untuk semua, kerja sama antara pihak penyelenggara, kampus, dan pelaku teknologi jadi hal yang tidak bisa diabaikan.